TUGAS PENGANTAR SOSIOLOGI
D0210028
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2010/2011
1. Latar Belakang
Kita memahami bahwa manusia adalah makhluk sosial dan karena itu manusia tidak dapat hidup tanpa manusia lainnya. Sehingga untuk melangsungkan kehidupannya, manusia senantiasa hidup berkelompok. Ini bukan karena tak ada alasannya. Manusia cenderung hidup berkelompok salah satunya dikarenakan untuk mempermudah pekerjaannya karena setiap manusia akan saling membantu manusia lainnya jika manusia tersebut butuh bantuan. Kemudian alasan lainnya ialah karena faktor kepentingan yang sama.
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti mempunyai sebuah tujuan atau motto hidup. Tak dapat di pungkiri tujuan hidup tiap manusia berbeda beda jenisnya, namun ada kalanya beberapa tujuan yang sama. Sesama manusia yang mempunyai tujuan hidup yang sama cenderung saling bergabung. Ini mungkin dikarenakan kepentingan yang sama dalam menggapai tujuan tersebut. Kelompok sosial tersebut contohnya ada kelompok berburu, kelompok tani, kelompok arisan, kelompok belajar, kelompok pecinta lingkungan hidup, dll.
Seiring dengan perjalanannya, ada dua sifat kelompok sosial yang berkembang di sekitar masyarakat, yaitu kelompok yang positif dan kelompok yang negatif. Dilihat dari namanya, keduanya sudah terlihat sangat bertolak belakang. Kepribadian kita salah satunya terbentuk dari kelompok sosial di atas. Baik buruknya kepribadian kita tergantung pada kelompok yang kita masuki.
PEMBAHASAN
1. Pengertian
Kelompok sosial merupakan salah satu fokus perhatian pusat pemikiran sosiologis, oleh karena titik tolaknya adalah kehidupan bersama. Pengertian kelompok sosial yang pertama adalah suatu sistem sosial yang terdiri dari sejumlah orang yang berinteraksi satu sama lain dan terlibat dalam satu kegiatan bersama. Tentunya perlu dipertajam lebih lanjut mengenai pengertian ini karena interaksi saja tidak cukup, karena dua orang saja sudah dapat membentuk kelompok. Pengertian interaksi di sini haruslah diartikan sebagai interaksi tatap muka, di mana mereka terlibat dalam ruang dan waktu. Dari sinilah muncul pengertian kedua, yaitu sejumlah orang yang mengadakan hubungan tatap muka secara berkala karena mempunyai tujuan dan sikap bersama; hubungan-hubungan yang diatur oleh norma-norma; tindakan-tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kedudukan (status) dan peranan (role) masing-masing dan antara orang-orang itu terdapat rasa ketergantungan satu sama lain.
2. Penggolongan Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu yang mengadakan interaksi sosial agar ada pembagian tugas, struktur dan norma yang ada. Berdasarkan pengertian tersebut kelompok sosial dapat dibagi menjadi beberapa, antara lain:
a. Kelompok Primer
Merupakan kelompok yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan.
b. Kelompok Sekunder
Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan. Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
c. Kelompok Formal
Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.
d. Kelompok Informal
Suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Misalnya: kelompok arisan.
e. Kelompok referensi
Merupakan kelompok sosial yang menjadi ukuran bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Seseorang itu telah menyetujui norma, sikap, dan tujuan dari kelompok tersebut.
f. Kelompok Membership
Merupakan kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Keenam kelompok sosial di atas merupakan kelompok sosial yang teratur. Adapun kelompok sosial yang tidak teratur adalah : kerumunan (crowd) dan publik dalam berbagai bentuk.
3. Contoh Kelompok Sosial di Dalam Masyarakat
Penulis disini akan mencontohkan 2 kelompok sosial di dalam masyarakat yang positif dan yang negatif dari hasil penelitian yang dilakukan beberapa hari yang lalu. Penulis akan menjabarkan 2 kelompok sosial yang banyak di ikuti oleh para remaja saat ini. Pertama ialah kelompok sosial para remaja belajar bersama atau kelompok belajar bersama, dan yang kedua kelompok sosial para remaja yang membentuk geng-geng sekolah atau kelompok geng sekolah.
a. Kelompok Belajar Bersama
Kelompok belajar bersama salah satu fungsinya ialah sebagai suatu wadah atas proses belajar yang disokong oleh anggota-anggotanya, sehingga ada ketergantungan antar sesama anggota untuk mencapai suatu tujuan yang disepakati bersama. Tujuan itu umumnya adalah untuk bersama-sama mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan semoga mendapat berkah dari-Nya.
Di negara kita sendiri khususnya di daerah daerah, telah banyak tumbuh tempat-tempat berkumpul bagi kelompok belajar bersama. Bukan hanya para remaja yang masih menginjak bangku SMP dan SMA, para mahasiswa juga banyak yang mengadakan kelompok belajar bersama. Ini bertujuan untuk lebih mendalami materi materi yang sudah di ajarkan disekolah ataupun dikampus. Contoh yang paling mudah ialah : ketika kita di sekolah dulu, kita dibagi oleh guru ke dalam beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas tertentu, misalnya prakarya, menerjemahkan buku, merangkum, menyelesaikan soal fisika, biologi, kimia, maupun tugas-tugas lainnya. Bahkan ada juga kelompok yang dibentuk oleh guru sekolah untuk menjadi kelompok belajar ilmu nyanyi atau paduan suara.
Banyak manfaat yang bisa didapat jika kita membentuk kelompok belajar bersama, antara lain:
- Belajar dengan membentuk kelompok belajar sendiri dapat memotivasi semangat belajar antara teman satu dengan lainnya.
- Saling berbagi informasi dan pengetahuan antara teman. Teman yang pandai dapat mengajari dan menularkan kepandaiannya kepada teman lainnya dalam satu kelompok belajar.
- Membangun komunikasi timbal balik dengan adanya diskusi.
- Bekerjasama menyelesaikan PR sekaligus bersosialisasi di luar sekolah.
Cara ini sangat dianjurkan bagi anak yang mempunyai tipe malu bertanya kepada guru atau dosen. Karena apabila belajar bersama dengan teman-teman, anak tersebut diharapkan tak malu bertanya kepada temannya sendiri bila ada materi yang belum dia mengerti.
b. Kelompok Geng Sekolah
Selama tahun 2008 lalu, kita dikejutkan dengan berita berita yang mengagetkan, yaitu berbagai tingkah polah anak-anak usia sekolah yang mengatasnamakan “geng”. Di mulai dari Geng Motor di Bandung, Geng Nero di Pati, dan terakhir informasi tentang Geng Brinkar. Mereka juga menggunakan sistem perekrutan layaknya sebuah organisasi, namun cara yang digunakan adalah dengan menjurus ke arah kekerasan, yang katanya digunakan untuk menguji kekuatan mentalnya. Sehingga setelah anggota yang baru bergabung, mereka juga siap mentalnya dengan yang senior.
Kalau kita lihat kejadian seperti diatas, ini membuktikan bahwa sikap, mental dan akhlaq beberapa anak Indonesia sudah jauh melanggar norma yang berlaku, baik norma agama, kesusilaan, kesopanan, maupun hukum. Tindakan yang anarkhis yang dilakukan secara berkelompok, membuktikan bahwa mereka sudah tidak menggunakan akal sehatnya, mereka sudah tidak peduli dengan aturan norma di masyarakat. Mereka sudah tidak mampu lagi berpikir positif dan konstruktif. Pelanggaran norma yang dilakukan secara berkelompok, juga menandakan bahwa mereka cenderung egois, baik secara pribadi maupun berkelompok. Mereka sudak tidak mempedulikan keselamatan diri dan orang lain.
Itu semua mungkin dapat di cegah secara dini melalui keluarga itu sendiri, khususnya para orang tua. Penulis disini akan memberikan sedikit saran kepada para orangtua. Mereka seharusnya lebih proaktif sebagai partner dan mengarahkan anak-anak mereka dalam aneka pergaulan sosial yang positif.
Geng sekolah sesungguhnya bisa menjadi ajang curhat, diskusi, atau belajar mencari solusi atas permasalahan anggotanya sehingga masing-masing mengenal karakternya sendiri maupun orang lain. Geng yang demikian otomatis akan menjadi produktif serta justru meningkatkan prestasi belajar mereka.
Kesimpulan:
Dari hasil penelitian di atas tentang kelompok sosial di masyarakat khususnya di antara para remaja Indonesia dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
1. Manusia adalah makhluk sosial, pernyataan itu sudah tak terelakkan lagi dan karena itu manusia tidak dapat hidup tanpa manusia lainnya.
2. Di sekitar lingkungan masyarakat terdapat beberapa kelompok sosial, ada yang kegiatannya cenderung ke arah negatif, adapula yang ke arah positif.
3. Peran orang tua sangat vital dalam membentuk kepribadian anak dan agar anak tak terjebak ke dalam kelompok sosial yang cenderung ke arah negatif.
4. Kedua kelompok sosial yang kita bahas diatas memiliki efek yang berbeda beda pada pembentukan kepribadian individu.
Daftar Pustaka:
- http://id.wikipedia.org/
- http://wikipedia.com/
- http://www.akujagoan.com/
- Jabal Tarik Ibrahim.2003.Sosiologi Pedesaan.Malang: UMM Press.
1 comments:
fungsi dan peran kelompok sosial tu apa tho?
Post a Comment
Silahkan Komentar tapi yang sopan ya :))